Welcome To My Website

Biarkan Cinta Berkisah

oleh Santi Syafiana pada 30 September 2010 jam 10:50


Pergi kau, bangsat, saya lebih senang mendengar kata-kata bergenre demikian keluar dari mulutmu. Lebih tepatnya, saya butuh. Saya siap menghadapi apapun kemungkinan terburuk. Namun maaf saja, saya tak akan merendah minta maaf atau pun menghiba. Walau bagaimanapun saya hanya manusia yang tak berdaya menentang hukum alam. Hukum dimana hidup manusia, 85% dipengaruhi oleh lingkungannya dan 15 % nurani yang enggan sekali didengar. Pun saya tak menyesal dengan jalan yang pernah saya pilih, karena pelajaran yang saya dapat tak akan saya temukan di kampus maupun kursus termahal manapun.
***
Saya tak menyangka, satu tahun dua hari tanpa kabar tentang mu merubah saya menjadi penulis dyari yang rajin serta penghayal yang mahir, sekaligus penderita insomnia, dan terjangkit wabah murung tanpa sebab. Lantas, apa yang harus saya perbuat? Akibat dari sebuah penghianatan memang di luar dugaan. Obatnya pun adalah bertemu dengan mu. Aih. saya merasa berkasta “Sudra” jika memikirkan hal itu.

Hingga pada suatu malam yang tenang, saya berani menelponmu. Menekan 12 angka yang terawat baik dalam ingatan saya, bukanlah hal yang mudah. Dalam sejarah, baru kali ini saya berdoa agar kau mengata-ngatai saya dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Sekedar untuk meyakinkan lagi bahwa saya adalah orang yang bersalah bukan dari sudut pandang saya saja. Hua ha, ha..suasana semakin tak jelas.

Lima kali nada tu….t, tak kunjung ada jawaban. Saya ulang lagi dengan rasa cemas tak tertanggungkan. Belum pernah saya sekasar ini menekan tombol-tombol telepon genggam. Ah, perlakuanmu malah lebih sadis dari kebutuhan. Namun saya tak menyerah, saya ulang lagi, dengan jiwa patriot yang masih tersisa, hingga tak lama kemudian terdengar suara lembut dari seberang. “Apa kabar dinda? Sehat-sehat saja kan?” sapamu lembut. Oh tidaaaak, saya kewalahan, karena semua tak berjalan sesuai konteks yang saya bidani dengan keringat dingin.

Ah, kau masih sama seperti lelaki yang  saya kenal dulu. Tak ada istilah before and after seperti yang saya bayangkan. Lelaki penyayang, idola saya dari zaman belajar alif, ba, ta. Sosok yang membuat saya pensiun bergelar “miss lebay”, walau sebentar di dekatmu saja. Kita berbincang lama. Kota, sayur, buah, pasar dan buku masuk ke dalam daftar pembicaraan kita malam itu. Walau begitu, inti perbincangan kita hanya satu, yaitu kau mencari yang lain karena saya merasa tak pantas lagi. Kau keberatan sedangkan saya berlagak sok tegar. Ketika akhirnya kau setuju, air mata saya sudah sampai ke dagu.
***
-2 hari pasca idul fitri 

Kerinduan yang saya punya masih sama seperti bertahun-tahun yang lalu. Begitupun sayang yang saya punya. Ternyata, sama seperti yang kau katakan malam itu. Melupakanmu sama saja memisahkan pelangi dari warnanya. Saya teramat merasakannya.
Kita bersama hari itu, menyusuri jalanan macet orang-orang berlebaran. Di sepanjang jalan, saya menghitung detik waktu yang tak koheren dengan detak jantung saya. Dan lagi-lagi kita membicarakan cinta. Saya terkesiap. Tak jauh beda dari tahun-tahun lalu. Masih saja kau bersiteguh dengan prinsipmu. Cinta bagimu tak ternilai. Tak cukup ditunaikan dengan transaksi jadian dan putus. Pacaran hanya membuka peluang besar untuk berpisah. “Aku tak mau berpisah,“ tegasmu kala itu. Sungguh tak  keren sekali, pikir saya empat bulan usai janji kita.

Katamu lagi, kau tak ingin menguras tenaga untuk sesuatu yang sudah ditakdirkan. Jodoh kita sudah tertulis di sana, berdoalah agar tertulis nama kita. Saya tak ingin kita dekat di dunia namun bermusuhan di alam sana. “Itu sama saja membunuh ku,” bisikmu. Lebay, pikir saya lima bulan usai janji kita. Enam bulan setelah itu, saya lupa tentang kita, dan berubah 1800  di mata kau tentunya.

“Lupakanlah, jadikan saja itu pelajaran,” ujarmu tenang. Kemudian saya berusaha menatapmu. Sengaja saya berlama-lama, tentunya  untuk bekal saya di masa mendatang sembari berdoa, semoga jarak tak melumatkan kita dipikiran masing-masing.

Saruaso, 12 September dini hari
Voting Anda
Rating:9.5
Reviewer: Unknown
Description: Biarkan Cinta Berkisah
ItemReviewed: Biarkan Cinta Berkisah

0 komentar:

komen

AchiyaK ZanJabiL



Mode Hemat Energi,Gerakkan mouse anda untuk kembali ke halaman!